page

Sabtu, 02 Juni 2012

First Media akan Garap TV Berbayar Satelit


diperolehi dari on April 23, 2012 with 0 Comments in Rumours
JAKARTA—PT First Media Tbk (KLBV) akan menggarap bisnis TV berbayar berbasis satelit guna memperluas pangsa pasar dan jangkauan konten yang dihasilkan oleh anak usaha PT First Media News (FMN).
Presiden Komisaris First Media Peter F Gontha mengungkapkan, pada 15 Mei 2012 akan  meluncurkan satelit bekerjasama dengan mitra dari Jepang, Mitsui,guna mendukung aksi korporasi menggarap bisnis  TV berbayar berbasis satelit.
“Kita akan meluncurkan satelit dengan pancaran KU Band bersama mitra dari Jepang, Mitsui. Nanti yang bekerjasama dengan Mitsui ada entitas lain yang masih berhubungan dengan First Media. Sekarang belum bisa diumumkan,” ungkapnya.
Diungkapkannya, bentuk kerjasama dengan Mitsui adalah entitas yang ditunjuk First Media akan membeli sejumlah transponder dari perusahaan asal Jepang tersebut dengan keistimewaan bisa memberikan nama kepada satelit.

“Kita mendapatkan fasilitas name right. Untuk nilai investasinya belum bisa diungkap, tetapi biasanya bentuk kerjasama seperti ini sekitar US$ 100 juta,” katanya.
Berdasarkan catatan, di industri telekomunikasi biasanya investasi memiliki satelit termasuk meluncurkannya sebesar US$ 200-300 juta. Sedangkan satelit yang dimiliki dalam bentuk kerjasama, baik itu condosat atau name right, biasanya menelan investasi di kisaran US$ 100 juta. Harga sewa satu transponder di kisaran US$ 1,2 juta.
Dijelaskannya, perseroan ingin menggarap bisnis TV berbayar satelit karena banyak konten buatan sendiri hasil FMN  memiliki nilai jual.
“Jika berbasis kabel, First Media baru memiliki jangkauan di Jabodetabek. Sementara kita punya impian beberapa konten buatan inhouse bisa menasional dan global. Apalagi kita juga akan membuat konten Asean TV yang ingin go global,” jelasnya.
Diungkapkannya, Asean TV nantinya akan dominan diisi oleh konten berita yang dominan berasal dari  Indonesia, Asean, Asia, dan dunia. “Nanti konten Asean TV itu akan ditawarkan ke beberapa TV berbayar dari negara seperti China, Korea, dan lainnya. Saya optimistis ini akan diminati karena Indonesia memiliki daya tarik di mata global,” tandasnya
Presiden Direktur PT First Media News Hans Nugroho mengungkapkan, sebagai anak usaha yang bergerak dalam penyediaan konten tengah agresif memperluas jangkuan ke berbagai platform agar lebih mudah mencapai omset yang ditetapkan perseroan sekitar Rp 100 miliar.
“Dalam memperluas jangkauan itu bisa saling bertukar channel. Sekarang kami menggandeng PT Karyamegah Adijaya (Aora TV) untuk kerjasama konten Berita Satu,” ungkapnya.
Dijelaskannya, sebagai penyedia konten masalah luasnya jangkuan menjadi kunci penting agar iklan bisa masuk. “Bisnis konten sumber pemasukannya ada beberapa, iklan atau membeli slot. Untuk bisa dilirik, tentu harus memiliki jangkauan yang luas,” katanya.
Sementara untuk pengembangan Asean TV, Hans mengaku belum tahu kebutuhan pendanaannya. “Kita perkirakan setengah dari yang dibutuhkan Berita Satu tahun ini. Di konten itu yang mahal biaya operasional, First Media News tahun ini dialokasikan dana sekitar Rp 75- Rp 100 miliar,” katanya.
Direktur First Media Dicky Mochtar menambahkan, perseroan rencananya akan menyewa 12 transponder dari satelit tersebut dimana sebagian besar akan digunakan untuk First Media.
“Sisanya ada kemungkinan kita sewakan ke pihak lain. Permintaan transponder itu lumayan besar di pasar dalam negeri. Satelit sendiri akan diluncurkan Guyana Perancis,” jelasnya.
Dicky mengungkapkan, untuk penyelenggaraan TV berbayar berbasis satelit akan dikerjakan oleh anak usaha lainnya yang telah memiliki lisensi. “Saya belum ungkap nama anak usahanya. Kita juga sedang mencari model bisnis yang ideal untuk TV satelit ini,” katanya.(id)
Ehm…. Indovision harus waspada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar